Bismillahirrahmaanirrahiim
Kegiatan di beberapa instansi setiap hari jum'at pagi adalah senam. Praktis para pegawai pun menyiapkan diri dengan mengenakan seragam olah raga lengkap (kaos, celana training, dan sepatu kets). Dan senam pun berlangsung antara 30 - 45 menit.
Intensitas pekerjaan di kantor terkadang memaksa pegawai tidak bisa pulang sesuai jadwal (jam 10.30) dan itu berarti mereka harus akan menunaukan sholat jum'at di masjid sekitar kantor.
Ironisnya, sebagian besar mereka masih mengenakan seragam olah raga untuk berjamaah jum'at. Ironis, karena ibadah sholat jum'at yang merupakan ritual sekali dalam sepekan justru dihadiri dengan pakaian olah raga yang beraroma keringat. Hal ini sangat kontradiktif jika disandingkan dengan tetangga kita yang setiap ahad pagi dengan pakaian rapi dan aroma wangi berjalan tegak menuju tempat peribadatannya.
Adab menemui sang Maha Pencipta yang mengkaruniakan aneka rupa nikmat dan anugerah mungkin menjadi suatu hal yang sangat relatif. Namun jika ada yang rela "keroyo-royo" mengenakan seragam olah raga untuk sekedar senam, lantas apa repotnya menyiapkan ganti sepasang baju yang masih rukup rapi untuk berjamaah jum'at sebagai wujud syukur atas semua limpahan anugerah karunia yang diterima selama sepekan.
Andaikan dalam sepekan jantung kita dihentikan berdetak selama 1 jam atau mata tidak bisa berkedip selama 60 menit, atau darah dibekukan dalam beberapa detik, apa yang kita bisa lakukan
07 September 2012
Momentum
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dalam mekanika klasik, momentum adalah hasil perkalian dari massa dan kecepatan
Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor. Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran vektor. Jadi, momentum merupakan besaran vektor. Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu.
Adalah perasaan tergelitik saat saya membaca beberapa tulisan menarik dari guru baru saya Jamil Azzaini di http://www.jamilazzaini.com/. Beberapa tulisan ringan yang diangkat dari keseharian yang jika diambil hikmah nya dapat memberikan ibrah (pelajaran) berharga bagi orang lain.
Itulah mungkin yang saya anggap sebagai momentum bagi saya pribadi untuk kembali menulis di 2 blog ini. Situs jejaring sosial boleh dikatakan merupakan kambing hitam saya yang membuat saya lebih asik menarik perhatian orang dengan menulis di dinding "ratapan" dengan hanya berharap jempol atau komentar orang lain.
Hal lain yang saya ingin abadikan adalah sebagian tulisan mungkin tidak saya publikasikan karena terkait dengan privasi. Dan ini kelak akan menjadi kenangan saya untuk kedua buah hatiku, kedua penjaga hatiku Ghaisan Faiz dan Ghaida Zakiya kelak pada saatnya nanti
Semoga momentum ini membawa berkah bagi kehidupan saya dan sekiranya ada yang bermanfaat untuk teman-teman semua, ini toh semua dari Allah
Dalam mekanika klasik, momentum adalah hasil perkalian dari massa dan kecepatan
Massa merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor. Perkalian antara besaran skalar dengan besaran vektor akan menghasilkan besaran vektor. Jadi, momentum merupakan besaran vektor. Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk mendiamkan benda. Sebagai contoh, sebuah truk berat mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan mobil yang ringan yang bergerak dengan kelajuan yang sama. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk menghentikan truk tersebut dibandingkan dengan mobil yang ringan dalam waktu tertentu.
Adalah perasaan tergelitik saat saya membaca beberapa tulisan menarik dari guru baru saya Jamil Azzaini di http://www.jamilazzaini.com/. Beberapa tulisan ringan yang diangkat dari keseharian yang jika diambil hikmah nya dapat memberikan ibrah (pelajaran) berharga bagi orang lain.
Itulah mungkin yang saya anggap sebagai momentum bagi saya pribadi untuk kembali menulis di 2 blog ini. Situs jejaring sosial boleh dikatakan merupakan kambing hitam saya yang membuat saya lebih asik menarik perhatian orang dengan menulis di dinding "ratapan" dengan hanya berharap jempol atau komentar orang lain.
Hal lain yang saya ingin abadikan adalah sebagian tulisan mungkin tidak saya publikasikan karena terkait dengan privasi. Dan ini kelak akan menjadi kenangan saya untuk kedua buah hatiku, kedua penjaga hatiku Ghaisan Faiz dan Ghaida Zakiya kelak pada saatnya nanti
Semoga momentum ini membawa berkah bagi kehidupan saya dan sekiranya ada yang bermanfaat untuk teman-teman semua, ini toh semua dari Allah
Langganan:
Postingan (Atom)