Setelah melewati perjuangan yang cukup melelahkan, akhirnya semua penantian itu berakhir. Sabtu, 21 Maret 2009 jam 05.13 WIB seorang anak manusia terlahir di muka bumi dengan berat 3,8 kg dan panjang 50 cm.
Jum'at sore jam 14.30 drama itu dimulai saat saya menerima sms bahwa baru saja muncul flek. Kurang lebih jam 4 bidan Anik datang. Sambil mencek kondisi kesehatan sang ibu, bidan menyatakan bahwa ada kemungkinan bayi akan lahir hari sabtu. sehari lebih awal dari perkiraan dr. Jundan Hidayat.
Kurang lebih jam 7 malam bidan kembali datang dan menyatakan bahwa acara sudah dimulai dan baru sampai pada pembukaan 1. Diperkirakan bayi akan lahir jam 7 pagi..... Sesaat kemudian isrtiku mulai merasakan sakit yang luar biasa di panggul. Sakit yang semakin lama semakin menjadi, sampai semua anggota keluarga harus mengelus-elus. Saking tidak kuatnya menahan sakit, kurang lebih jam 11 malam, bidan kembali dipanggil. Saat semua kuatir, bidan mengatakan bahwa itu hal biasa, dan rasa sakit akan semakin sakit ketika pembukaan semakin lebar, karena saat itu varu masuk pembukaan ke-3. Kemudian bu bidan memberi tips untuk menahan sakit sambil mengatakan bahwa itu adalah sunatullah yang akan dialami oleh setiap ibu.
Di saat semua lelap, saya harus menguatkan istri sambil mendampingi menahan sakit yang semakin menjadi melewati panjangnya malam yang sepi. Mondar-mandir, bolak-balik saya harus terus memberikan kata positif untuk menguatkan istri saya.
Setelah melewati malam panjang yang melelahkn, jam 2.30 pagi bidan saya minta datang karena istriku sudah mulai merasakan kontraksi..... Kurang lebih jam 3 bidan datang dan mengatakan bahwa pembukaan sudah lengkap dan tinggal berhitung mundur untuk kehadiran sang bayi. Jam 3 drama menegangkan itu dimulai. Saya selalu berada di samping istri, karena bagi saya kata positif Insya Allah bisa membantu menguatkan di tengah perjuangannya.
Detik demi detik kami lalui sambil dipandu oleh Bidan Anik yang sangat sabar. Menit demi menit terasa sangat panjang kami lalui. Berulang kali kubantu istriku mengatur nafas untuk melepasnya saat berkontraksi. Detik berganti, menit berganti hingga hampir 2 jam penantian pamnjang itu belum juga berakhir. Untuk membesarkan hati istriku bahkan aku sempat melihat kepala si bayi yang telah nampak terlihat. Sambil terus ku yakinkan bahwa fitrah seorang ibu adalah melhirkan, kuterus semangati meskipun aku sendiri kadang sempat mengkuatirkan kondisi istriku yang sudah 2 jam dalam kondisi kelelahan
Dengan terus memohon pertolongan Allah yang Maha Menghidupkan, kuterus menyemangati istriku sampai suatu saat dengan mata kepalaku sendiri kulihat bayi mungil terlahir dari rahim istriku. Kutengok saat itu tepat jam 5.13 menit. Saat si bayi menangis keras, sontak semua anggota keluarga yang menanti di luar kamar berteriak keras sambil terus bertakbir. Maha Suci Allah yang Maha Mencipta. Sesaat kemudian ditimbang, dan beratnya 3,8 kg. (Cum Laude) hehe, dan panjangnya 50 cm.
Mohon doanya semoga kelak menjadi anak yang sholih, memberikan kebanggan buat orang tua dan agama, amiin
1 komentar:
amin ya robbal alamin...
Posting Komentar